Malang, duapuluh dua november 2015
Selamat petang Indonesia, nampaknya sudah lama sekali aku tak
menyapa, mohon maaf, bukan karena tak ada tulisan yang dapat dibagi tetapi
sedang mengalami minggu yang sibuk untuk segera menyelesaikan tugas amanah
orang tua.
Pada pembuka tulisan yang sudah lama fakum ini penulis akan
mengulas tentang tingkah laku kita, sudah baikkah kita dan apakah orang-orang
disekitar kita menyukai adanya kita.
Pernahkah teman-teman semua bertanya pada diri sendiri dengan
pertanyaan bagaimana cara kita berbuat baik, dan apakah kita sudah masuk dalam
kategori orang baik?
Kalau pernah berarti kita sama, karena beberapa waktu lalu
penulis sempat sangat dipusingkan dengan pertanyaan-pertanyaa ini. Namun kalau
belum, berarti teman-teman semua nampaknya sedang memikirkan hal lain yang tak
kalah menarik dengan pertanyaan tadi.
Mari kita awali dengan sebuah quote yang disampaikan KH.
Bisri Mustafa dalam tweet jum’at nya. Beliau mengatakan “jangan biarkan masalah
pribadimu membuat masalah dalam lingkunganmu”.
Menurut penulis dan pengalaman
yang dialami, akan sangat-sangat sulit kita melakukan hal ini, jangankan kita
tidak membagi masalah, saat ini kita terjebak dalam sebuah era yang mana
semuanya harus disampaikan pada khalayak melalui media sosial. Baik itu
bahagia, musibah dan semuanya yang dilihat.
Dari quotes yang disampaikan gus mus diatas, nampaknya beliau
ingin mengajak kita dan menggiring kita ke arah berbuat baik pada sesama. Membuat
semua orang bahagia dekat dengan kita, sehingga apa-apa yang menjadi masalah
pribadi diri baiknya disimpan sendiri dan tidak dibagikan dengan yang lain. Sebaiknya
kita membagi senyum pada sesama agar lingkungan juga tersenyum dari pada
membagi sebuah masalah bersama dan membuat irama lingkungan kita menjadi
nelangsa.
Melanjutkan quote diatas dan masih menjawab pertanyaan
penulis perihal menjadi orang baik. Penulis sempat berfikir apakah kita bisa
mengkategorikan bentuk-bentuk kebaikan. Sempat bertanya pada beberapa teman dan
menyimpulkan boleh-boleh saja. Beberapa kategori yang dapat dilakukan agar kia
bisa baik dapat berupa selalu bertutur baik pada sesama, menjaga hati sesama,
memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada orang lain, dll (masih sangat banyak
kategori lain).
Namun dari pembolehan mengkategorikan berbuat baik tadi,
nampaknya ada sebuah syarat yang diberikan. Syarat yang diberikan adalah, kita
berbuat baik jangan untuk menjadi baik, tapi tulus baik. Maksutnya kita berbuat
baik jangan diarahkan pada hal-hal mintak apresiasi dan berembel-embel ingin
disebut baik, berbuat baik saja. Karena kita berada didunia yang semuanya serba
relatif. Sebaik apapun kategori baik kita, akan selalu ada orang yang menghujat
dan tidak suka kita, karena hanya mangga yang bagus yang akan dilempari.
Kita berbuat baik dengan niat tulus ingin menebar kedamaian
diantara kita. Adanya musuh, orang yang menghina, benci pada kita itu sudah
jadi hal yang lumrah didunia ini.
Wallahu A’lam
Semoga kita semua dalat saling berbuat baik dan menebar
kebaikan pada sesama. Mari sama-sama belajar berbuat baik dengan kategori
masing-masing. Mari sama-sama belajar, karena penulis juga sadari masih sangat
sering membuat orang sakit hati karena tutur kata yang sering bernada tinggi. Mohon
maaf semuanya. Mari membuat dunia kita lebih nyaman dengan tebaran senyum
setiap har.
Tak lupa penulis juga ucapkan terimakasih pada
sahabat-sahabat semeja kopi dan GUSDURian yang telah membagi pengalaman dan
kebaikan yang selama ini sangat sering menginspirasi.
0 comments